Senin, 08 Juni 2015

Sambutan Pendiri dan CEO PesantrenBisnis.Com


Selamat Datang di Istana Mulia…

Asslamu’alaikum Wr. Wb.


Rasa hormat dan terimakasih kami haturkan kepada Bapak/Ibu sekalian. Dengan segala kelembutan dan keikhlasan hati Bapak/Ibu sudi untuk mempelajari dan bergabung dengan Pesantren yang sangat sederhana ini. Sungguh merupakan kehormatan dan kebahagian yang sangat berarti ketika Bapak/Ibu memutuskan untuk bergabung dengan pesantren ini.


Pesantren dengan luas tanah saat ini 25.000m2 (2,5 hektar) dan insya Allah akan terus dikembangkan sampai 99 hektar ini menawarkan konsep pendidikan ala sekolah alam yang dipadukan dengan konsep pesantren bisnis berbasis Al-Qur’an dan Informasi Teknologi.


Kami memohon do'a restu dari pembaca sekalian, semoga Allah SWT memudahkan rencana kerja Istana Mulia Groups sampai dengan tahun 2025 untuk menuntaskan rencana pengembangan Istana Mulia Groups, seperti membangun Istana Musaafir (Guesthouse), Istana Kuliner / Restoran Terapung di Danau buatan, Masjid Terbesar di Indonesia, Pacuan Kuda, Kolam renang, Lapangan memanah, Helipad, Istana Raja (Hotel bintang 3 sd 5), Edu time zone terbesar di Indonesia.




Dalam prakteknya Pesantren ini mengadopsi sistem Multiple Intelegency (Kecerdasan Majemuk) sebagai pendekatan belajarnya dan menjadikan alam terbuka luas sebagai sarana ekplorasinya

Sungguh kami menyadari bahwa menyediakan sarana pendidikan belajar sesuai minat dan bakat anak didik tidaklah mudah, namun kami meyakini atas izin Allah, kerjakeras, dan do’a serta kerjasama semua pihak semua akan terwujud dengan baik.

Kami meyakini bahwa Semua Anak Adalah Bintang, Maka mari Kita Berdo'a dan Berusaha Bersama, Semoga Anak Kita Menjadi Insan Mulia Sejahtera yang Selamat, Kuat, dan Bermanfaat Untuk Indonesia dan Dunia. Kami Akan Melayani dan Mendampingi Anda, Agar Anak Anda Belajar dengan Mudah, Indah dan Penuh Berkah. PT Istana Mulia Groups Telah Berkomitmen untuk mengalokasikan 35% dari penghasilan bersihnya untuk operasional dan pemberdayaan Pesantren Bisnis SMP IT Istana Mulia Boarding School dan Yayasan Istana Yatim Indonesia


Akhirnya…. Kami mengucapkan jazakumullah dan terimakasih kepada semua pihak, semoga moto sekolah “Bisnis dan Kaya adalah Sunnah, Ibadah yang penuh berkah” dapat terwujud, di dunia dan di akhirat.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Hamba Allah
Ayi Muzayini E.Kosasih
Pendiri dan CEO PesantrenBisnis.Com SMP IT Istana Mulia dari PT Istana Mulia Groups

SUSUNAN PENGURUS PESANTRENBISNIS.COM ISTANA MULIA PRIODE 2012 – 2016



  • Pendiri dan Pimpinan Umum : Ustadz Ayi Muzayini, S.IP
  • Kepala Istana Yatim : Ustadz Syamsul Arifin, Lc, MA
  • Direktur Operasional : Ustadz Iko Musmulyadi, SP
  • Direktur Pendidikan : Ustadz Dedi Suhandi,S.Ag, MA
  • Direktur IT : Adriansyah Dermawan,S.Kom
  • Direktur Keuangan : Halimah Hapas
  • Sekretaris : Hanif Rahmawan, S.Pd
  • Bid Sarana : Ir. Junaedy Mashil 
  • Bid Kurikulum Pesantren : Nawawi M. Nurdin, S,Pd
  • General Support : Wawan Gunawan

Mengapa Anak Anda tidak betah di Pesantren ? apa saja solusinya ?

Berikut adalah beberapa penyebab anak tidak betah di Pesantren dan solusinya :

A. Tidak betahnya anak yang disebabkan oleh Faktor Wali Santri (orang tua) adalah :

  1. Wali santri dan Calon Santri tidak memulainya dengan pemahaman yang utuh dan benar tentang pesantren. Solusinya carilah referensi tentang sukses story kehidupan di pesantren, dan pastikan pesantren bukanlah tempat hukuman bagi ketidak berdayaan dalam mendidik anak, namun pesantren harusnya menjadi pilihan takdir untuk membesarkan anak dengan sebaik baiknya 
  2. Pendekatan orang tua kepada anak tidak dilakukan sejak dini. Solusinya Seharusnya orang tua sudah menginventarisasi dan informasi yang utuh tentang pesantren unggulan yang cocok dengan karakter dan talenta anak anda, segera survey lokasi dan kenalilah siapa pendiri dan pengelola pesantren tersebut dengan benar, karena tidak sedikit pesantren dan perguruan tinggi Islam yang saat ini sudah disusupi gerakan radikalisme sesat seperti liberalisme, sekulerisme, komunisme, aliran syi’ah, Islam Jama’ah, dll. 
  3. Orang tua tidak kompak satu sama lain. Salah satu darinya tidak sepakat secara bulat tentang pentingnya pendidikan di Pesantren, maka Solusinya seharusnya diskusi tentang masa depan anak sudah disiapkan sejak jauh jauh hari.
  4. Orang tua tidak sepenuhnya ikhlas anaknya jauh dari rumahnya. Saya mengerti bahwa Anda sayang dengan anak anda, dan terus ingin mengawasi perkembangan anak anda, Solusinya ikhlaskanlah anak anda menjalni taqdirnya di pesantren, dengan segala dinamika dan keunikannya, janganlah hati anda dibelenggu dengan rasa was was dan khawatir tentang masa depan anak di pesantren, jika anda sudah melangkah, bertekad untuk menitipkan di pesantren maka Allah perintahkan kita untuk bertawaklah 
  5. Orang tuanya ragu anaknya bisa betah, maka dipastikan keraguan itu akan menjadi kenyataan, karena Allah akan menunjukan apa yang kita yakini dan kita imani. Solusinya adalah berfikir positif dan berbaik sangka kepada Allah dan pesantren 
  6. Persiapan yang kurang dari orang tua, baik itu kurangnya pemahaman tentang pesantren, dan kurangnya kesiapan mental anak, dan kurangnya kesiapan keuangan. Solusinya banyaklah beristigfar dan segera perbaiki kekurangan itu dengan maksimal
  7. Orang tua hanya menyerahkan anak. Solusinya dan Seharusnya orang tua menitipkan anak dengan cinta yang utuh. Berperan aktif dalam komunikasi dan pembinaan, terus berdo’a dan terus optimis bahwa anak anda akan menjadi bintang yang sesungguhnya.


B. Tidak betahnya anak yang disebabkan oleh Faktor Faktor Lingkungan Pesantren adalah :
  1. Masa Orientasi Santri tidak dilakukan secara benar dan integral, (waktu yang terlalu singkat dan padat, banyak teori dan kurang menarik, tidak optimalnya program ta’akhi (persaudaraan) santri baru dan santri lama, kurangnya khidmah (pelayanan santri senior kepada santri junior). Solusinya adalah evaluasi yang integral dari manajemen serta action plan yang utuh agar anak menjadi betah dan nyaman di pesantren
  2. Peraturan yang sangat ketat dari pesantren sejak awal masuk (seperti ditiadakan sama sekali nonton TV, HP, memakai celana jean, tidak diizinkannya sama sekali keluar asrama, dll). Solusinya dengan variasi program yang baik, seperti nonton bareng (istana 21) dengan film yang mendidik 
  3. Proses Pendidikan tidak dilakukan secara bertahap (dari tahun pertama pelajaran terlalu padat, baik itu buku dari diknas dan pelajaran muatan lokal pesantren, teori lebih banyak dari diskusi dan praktek, variasi kegiatan yang sedikit, inovasi dan kreasi guru yang kurang dlm mengajar, dll). Solusinya adalah evaluasi yang integral dari manajemen serta action plan yang utuh agar anak menjadi betah dan nyaman di pesantren 
  4. Lingkungan pesantren yang kurang nyaman, bahkan ada pesantren yang sanbat terkurung dari kehidupan masyarakat. Solusinya adalah evaluasi yang integral dari manajemen serta action plan yang utuh agar anak menjadi betah dan nyaman di pesantren
  5. Gangguan dari senior santri dan gangguan dari sesama santri baru yang tidak segera ditangani secara seksama dan waktu yang sesingkat singkatnya oleh Wali Asrama
  6. Tidak ada pilihan menu makanan di masa orientasi santri, atau makanan yang tersedia di pesantren tidak sama dengan yang biasa di rumahnya
  7. Tidak ada pilihan kamar yang sesuai dengan kondisi mental dan keuangan wali santri. Solusinya santri diberikan pilihan jenis asrama sesuai dengan paket pilihan orang tua.
  8. Kurangnya reworld atau penghargaan pesantren kepada santri senior yang banyak berbuat baik dan yang banyak membantu santri baru
  9. Kurangnya SDM guru yang dapat diajak curhat dan berbagi cerita oleh santri baru, yaitu sosok yang dapat mewakili orang tua santri. Solusinya agar SDM ditimgkatkan secara kualitas dan kuantitas.

Sabtu, 06 Juni 2015

Tata Aturan Untuk Santri Pesantren Bisnis (Entrepreneurs Academy) Istana Mulia



Pesantren Bisnis - Pesantren Wirausaha ( Entrepreneur Academy ) pada dasarnya sangat menjunjung tinggi kebebasan, dan hak hak setiap santri, selama mereka dalam kebaikan dan taqwa. Karenanya Kami Meyakini bahwa Semua Anak adalah BINTANG.

Untuk Sukses menjadi BINTANG setiap santri harus Mampu komitmen dan disiplin untuk selalu Beriman, Berilmu, Berakhlak, Berbisnis, Kaya dan Dermawan. Untuk itu dibutuhkan Tata Aturan Pesantren, sehingga Santri Benar benar menjadi BINTANG.


Tata Aturan Umum Santri Pesantren Bisnis (Entrepreneurs Academy) Istana Mulia
  • Setiap santri wajib bertauhiid (beraqidah) yang benar dan tidak melakukan syirik 
  • Berakhlaqul karimah 
  • Bersikap jujur, adil,berkata benar,menjaga semangat persaudaraan dan mandiri 
  • Menghormati dan mentaati seluruh guru, wali asrama (Mudaris ), orang tua yang berkunjung atau orang lain yang berada di lingkungan Pesantren dalam hal kebaikan 
  • Tidak berkata-kata yang tidak bermanfaat dan tidak melakukan perbuatan yang tercela
  • Mengamalkan 5 S ( senyum,salam,sapa,sopan dan santun )
  • Mengamalkan TSP ( Tahan dari buang sampah sembarangan, simpan sampah pada tempatnya, pungut sampah insya Allah sebagai sedekah )
  • Berpakaian Islami, sopan, tidak ketat, tidak transparan 
  • Wajib tinggal di asrama selama belajar di Pesantren 
  • Menjaga nama baik Pesantren di mana saja berada 
  • Mengikuti seluruh kegiatan yang dilaksanakan Pesantren 
  • Berpartisipasi aktif dalam membangun budaya nilai-nilai Islami
  • Menjaga dan merawat barang-barang inventaris pesantren 
  • Bertanggung jawab dalam memelihara ketenangan lingkungan, tidak membuat kegaduhan atau tindakan lain yang dapat mengganggu orang lain )
  • Meminta izin terlebih dahulu ketika masuk ke tempat-tempat khusus seperti, kantor, kamar wali asrama ( Mudaris ), lab, klinik, dapur dll. 
  • Diharuskan melaksanakan qiyamul lail, shalat Dhuha, tilawah, serta shaum sunnah ( Senin dan Kamis )
  • Menjaga kesehatan diri dengan memperhatikan makan, minum,menggosok gigi,mandi dan olah raga 
  • Tidak membawa dan menyimpan barang/benda yang dapat membahayakan diri sendiri maupun lingkungan pesantren seperti, benda tajam, narkoba, dll. 
  • Tidak melakukan tindakan yang mengandung unsur pornografi dan atau pornoaksi )
  • Tidak membawa dan menyimpan barang-barang elektronik yang tidak diperkenankan, serta bacaan yang tidak Islami 
  • Tidak melakukan tindakan melawan hukum ( mencuri,berkelahi dan sebagainya )
  • Mematuhi semua tata tertib dan aturan pesantren 

Tata Aturan Ibadah Santri 
  • Santri Wajib Melaksanakan Sholat Berjama’ah 5 waktu di Masjid dengan pakaian yang suci, sopan, bersih dan rapih
  • Santri Wajib hadir minimal 10 menit sebelum Iqomah 
  • Santri diharuskan membiasakan Shalat sunnah : Rawatib dan Nawafil
  • Santri wajib mengikuti tasmi’ Al-Qur’an setiap 10 menit sebelum adzan dzuhur
  • Wajib melaksanakan tadarus alquran sesuai arahan Ustadz/ustadzah masing-masing.
  • Wajib puasa fardhu ramadhan.
  • Santri diharuskan membiasakan Shaum sunnah senin dan kamis
  • Santri diharuskan membiasakan Sholat Dhuha setiap hari 
  • Santri diharuskan membiasakan dzikir Al-Ma’tsurot setiap menjelang buka senin dan kamis yang dipimpin oleh Gubernur Masing - masing

Tata Aturan Sopan Santun Santri 
  • Taat dan patuh pada pimpinan, pengasuh dan guru
  • Senantiasa berakhlakul karimah
  • Wajib menghormati kepada yang lebih tua dan menghargai kepada yang lebih muda.
  • Bersaudara dan saling tolong menolong

Tata Aturan di Asrama 
  • Tidak dibenarkan tidur sampai larut malam lebih dari jam 10 atau 22.00 WIB. 
  • Dilarang hanya memakai handuk dari kamar menuju kamar mandi atau sebaliknya. 
  • Menjemur pakaian harus pada tempatnya. 
  • Tidak buang sampah/air sembarangan, buang di tempat sampah. 
  • Tidak dibenarkan tidur/menginap di kamar lain/asrama lain.
  • Tidak dibenarkan tidur berdua dalam satu tempat tidur.
  • Tidak dibenarkan menurunkan kasur ke lantai
  • Tidak buang sampah /air melalui jendela kamar
  • Tidak mengambil dan menggunakan sesuatu yang bukan miliknya tanpa izin
  • Ranjang,kasur dan seprai harus selalu terpasang rapi saat ditinggalkan
  • Tidak boleh meletakkan barang-barang dibawah ranjang (kecuali keranjang laundry) sehingga berantakan
  • Setiap santri senantiasa menjaga dan merapikan lemarinya masing-masing
  • Tidak mengganggu teman-temannya yang sedang istirahat
  • Tidak boleh masuk kamar orang lain tanpa izin
  • Tidak boleh mencorat-coret dinding,memukul atau menendang dinding kamar dan dinding asrama secara keseluruhan termasuk tidak boleh memasang paku disemua fasilitas asrama. bagi yang melanggar wajib mengganti biaya pengecatan dan perbaikan 100 % 
  • Menghidupkan dan mematikan listrik sesuai kebutuhan
  • Mengunci lemari dan menutup pintu pada saat murid meninggalkan kamar
  • Tidak diperkenankan melakukan aktivitas perorangan dan atau kelompok yang berpotensi merusak dan mengganggu ketertiban umum
  • Mengetuk pintu dan mengucapkan salam sebelum masuk kamar
  • Membentuk struktur organisasi kamar, yang minimal terdiri atas Gubernur, Sekretaris Daerah (Sekda), bendahara, Petugas Patroli, dan Petugas Kebersihan (jadwal piket)

Tata Aturan di Kamar Mandi (WC)  

1. Berdo’a sebelum masuk kamar mandi
2. Tidak berbicara ketika di kamar mandi
3. Tidak berlama-lama di kamar mandi
4. Menjaga kebersihan kamar mandi
5. Hemat dalam menggunakan air (mubadzir adalah dosa)
6. Tidak boleh berdua/ lebih, didalam satu kamar mandi
7. Tidak merusak fasilitas kamar mandi
8. Bila selesai menggunakan peralatan mandi, letakkan pada tempatnya dengan rapih


Tata Aturan Piket Kebersihan 

  • Piket kebersihan dikerjakan dengan tanggung jawab bersama
  • Asrama dan kamar harus dalam keadaan bersih dan rapih
  • Membuang sampah harus pada tempatnya.
  • Sepatu/sandal harus di simpan pada tempatnya di teras di letakkan teratur rapih.
Tata Aturan Makan
  • Makan pagi mulai pukul 06.15 s/d 06.50 WIB
  • Makan siang mulai pukul 12.15 s/d 12.50 WIB
  • Makan malam mulai pukul 19.30 s/d 20.00 WIB
  • Santri wajib memakai piring, sendok, gelas miliknya sendiri
  • Mengambil makanan harus sesuai porsi
  • Dilarang membuang makanan (makan wajib habis) 
  • Dilarang makan di dalam asrama (kecuali bagi yang sedang sakit)
  • Sampah makanan di buang di tempatnya.
  • Wajid mencuci piring sendiri setelah makan selesai
  • Wajid mencuci 10 piring orang lain bagi yang tidak menghabiskan makanan yang telah diambilnya

Tata Aturan Busana Santri
  • Seragam pesantren dipakai sesuai aturan dan waktunya.
  • Seluruh santri diwajibkan berbusana Islami

Tata Aturan Tentang Barang Berharga
  • Laki laki diharamkan memakai perhiasan emas
  • Tidak diperkenankan membawa/menyimpan radio tape, walkman, TV di kamar
  • Dilarang membawa/menggunakan kompor listrik & pemanas air elektrik
  • Dilarang membawa laptop / handphone ke Kamar.

Tata Aturan Tentang Bersepeda 
1. Kegiatan bersepeda hanya dibolehkan pada waktu-waktu yang ditentukan.
2. Area bersepeda sesuai dengan batas yang ditentukan pengasuhan.
3. Setiap santri berkewajiban menjaga keamanan sepedanya masing-masing, apabila terjadi kehilangan pesantren tidak bertanggung jawab.
4. Santri wajib memperhatikan keamanan bersepeda supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
5. Bagi santri yang melanggar, akan dikenakan sangsi sesuai dengan ketentuan.


Tata Aturan Tentang Penggunaan HP / Laptop
  • Laptop /HP/Telepon untuk santri hanya dapat dipakai pada jam dan tempat yang telah ditentukan, dengan pengawasan Wali Asrama
  • Laotop /HP/Telepon tidak boleh dibawa ke dalam asrama atau tempat yang dilarang (jauh dari pengawasan / keramaian santri).
  • Santri tidak diizinkan SMS/menerima/menelepon pada malam hari, kecuali ada izin pimpinan pesantren.
  • Alat Komunikasi hanya digunakan untuk hal-hal yang baik, bagi santri yang menyalah gunakan pemakaian hand phone atau digunakan yang tidak baik maka hand phone nya akan diambil atau disedekahkan dan tidak akan diizinkan menggunakan sampai benar-benar bertaubat.


Tata Aturan Tentang Di Masjid

  • Membaca doa menuju mesjid 
  • Menjawab ketika mendengar adzan dan membaca do'a setelahnya 
  • Sudah dalam keadaan berwudhu, berpakaian rapi, dan memakai sandal (kecuali pada jam sekolah) 
  • Meletakkan sandal/sepatu dengan rapi pada posisi dan tempat yang telah ditentukan 
  • Masuk masjid dengan kaki kanan dengan membaca doa masuk masjid dan keluar dengan kaki kiri dengan membaca doa keluar masjid 
  • Melakukan shalat tahiyatul masjid, dzikir, dan tilawah 
  • Menghindari pembicaraan yang tidak perlu dan membuat gaduh
  • Tidak diperkenankan tidur di masjid pada waktu melakukan aktivitas 
  • Menjaga ketenangan dan kebersihan masjid dan sekitarnya 
  • Melaksanakan shalat sunat qobliyah dan ba’diyah 
  • Santri memakai baju koko atau kemeja yang tidak bergambar, sarung, serta peci (shalat Maghrib, Isya dan Shubuh)(*)
  • Datang ke masjid paling lambat 10 menit sebelum adzan
  • Shalat Fardhu dilaksanakan secara berjama’ah di Masjid
  • Sangat dianjurkan memakai wewangian
  • Setelah melaksanakan shalat wajib, santri berkewajiban membaca Al Qur,an yang dibimbing oleh Mudarisnya masing-masing
  • Mengikuti Kajian ba'da Shalat Subuh yaitu :
    • Senin - Kamis : Materi Pesantren oleh Asaatidz / Musyrif / Wali Asrama
    • Jum'at Kajian Fiqh Ibadah oleh Ust Dedi Suhandy
    • Sabtu Khitob Qiyaadi (motivasi dan inspirasi) bersama Ust Ayi Muzayini / Ustadz Pengganti

Tata Aturan Tentang Uang Saku dan Jajan
  • Setiap Santri Wajib Menabung / Menyimpan dananya di Bank Istana Mulia 
  • Besar uang saku sesuai dengan ketentuan ( maksimal Rp 10.000/hari) dan dapat diambil setiap hari pada wali santri( Mudaris / mudarisah )
  • Santri tidak diperbolehkan menerima uang saku tambahan secara langsung dari orang tua / walinya
  • Tidak diperkenankan membawa ATM, kalaupun terpaksa harus membawa, wajib dititipkan ke Mudaris/Mudarisah
  • Jika murid memiliki kebutuhan yang melebihi ketentuan maka murid dapat mengambil uang ke bagian yang telah ditentukan dengan menjelaskan prihal kebutuhan tersebut
  • Setiap santri diharuskan untuk jajan di Istana Mart (Koperasi Istana Mulia), kecuali barang yang tidak tersedia di Pesantren
  • Setiap santri boleh berinvestasi di Istana Mart dengan system bagi hasil atau deposito (tata aturannya dikabarkan berikutnya)

Tata Aturan Tentang KBM (Kegiatan Belajar Mengajar )
  • Santri sudah berada di kelas / sekolah 15 menit sebelum jam pelajaran dimulai
  • Hormat, Taat dan patuh pada ibu bapak guru
  • Santri melaksanakan apel pagi / upacara setiap hari Senin
  • Santri wajib mengikuti KBM dengan tertib 
  • Tidak diperkenankan keluar masuk ruangan kelas tanpa keperluan yang jelas.
  • Tidak diperkenankan tinggal di Asrama kecuali yang benar-benar sakit.
  • Berpakaian sesuai dengan ketentuan sekolah 
  • Pakaian pramuka digunakan dalam kegiatan kepramukaan.

Tata Aturan Tambahan Untuk Santri
  • Santri diwajibkan mengikuti seluruh kegiatan pesantren yang telah ditentukan.
  • Santri yang kedapatan merokok atau mengkonsumsi narkoba dikembalikan kepada orang tua/wali
  • Pergaulan sesama santri tidak boleh melebihi batas
  • Dilarang meminjam barang/uang secara paksa sesama santri
  • Dilarang memerintah dengan cara memaksa sesama santri
  • Surat menyurat akan disensor
  • Surat menyurat/wesel agar ditulis dengan alamat yang benar
  • Peraturan yang belum tertulis akan diatur sesuai kebijaksanaan pimpinan pesantren.

Pesantren ( boarding school )

Apa itu Pesantren ( boarding school )?

Pesantren atau Pondok Pesantren (biasanya juga disebut pondok saja) adalah sekolah Islam berasrama (Islamic boarding school). Para pelajar pesantren (disebut sebagai santri) belajar di sekolah ini, sekaligus tinggal pada asrama yang disediakan oleh pesantren. Biasanya pesantren dipimpin oleh seorang kyai. Untuk mengatur kehidupan pondok pesantren, kyai menunjuk seorang santri senior untuk mengatur adik-adik kelasnya, mereka biasanya disebut Lurah Pondok.

Pendidikan di dalam pesantren ( boarding school ) bertujuan untuk memperdalam pengetahuan tentang al-Qur'an dan Sunnah Rasul, dengan mempelajari bahasa Arab dan kaidah-kaidah tata bahasa-bahasa Arab. Istilah Pondok sendiri berasal dari Bahasa Arab (فندوق, funduuq), sementara istilah Pesantren berasal dari kata pe-santri-an.

Sebagai institusi sosial, pesantren telah memainkan peranan yang penting dalam beberapa negara, khususnya beberapa negara yang banyak pemeluk agama Islam di dalamnya. Pesantren menekankan nilai-nilai dari kesederhanaan, keikhlasan, kemandirian, dan pengendalian diri. Para santri dipisahkan dari orang tua dan keluarga mereka, agar dapat meningkatkan hubungan dengan kyai dan juga Tuhan.

Pesantren adalah sekolah pendidikan umum yang persentase ajarannya lebih banyak ilmu-ilmu pendidikan agama Islam daripada ilmu umum. Pesantren untuk tingkat SMP dikenal dengan nama Madrasah Tsanawiyah, sedangkan untuk tingkat SMA dikenal dengan nama Madrasah Aliyah. Pesantren yang hanya mengajarkan ilmu agama Islam saja umumnya disebut pesantren salafi. Pola tradisional yang diterapkan dalam pesantren salafi adalah para santri bekerja untuk kyai mereka - bisa dengan mencangkul sawah, mengurusi empang (kolam ikan), dan lain sebagainya - dan sebagai balasannya mereka diajari ilmu agama oleh kyai mereka tersebut.

Sebagian besar pesantren salafi menyediakan asrama sebagai tempat tinggal para santrinya dengan membebankan biaya yang rendah atau bahkan tanpa biaya sama sekali. Para santri, pada umumnya menghabiskan hingga 20 jam waktu sehari dengan penuh dengan kegiatan, dimulai dari shalat shubuh di waktu pagi hingga mereka tidur kembali di waktu malam. Pada waktu siang, para santri pun belajar ilmu formal, yang dapat diperolehnya dari sekolah umum, sementara pada waktu sore, mereka pun menghadiri pengajian dengan kyai atau ustadz mereka, dengan memperdalam pelajaran agama dan al-Qur'an. Banyak pesantren di Indonesia hanya membebankan para santrinya dengan biaya yang rendah; meskipun beberapa pesantren modern membebani dengan biaya yang lebih tinggi. Meski begitu, jika dibandingkan dengan beberapa institusi pendidikan lainnya yang sejenis, pesantren modern jauh lebih murah.

Salah satu pesantren ( boarding school ) yang terkenal di Indonesia adalah Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor yang terletak di Ponorogo, Jawa Timur. Alumninya bertebaran di seluruh Indonesia. Beberapa alumnusnya yang terkenal adalah:

* Dr. Hidayat Nurwahid (Ketua MPR RI),
* Hasyim Muzadi (Ketua PB Nahdlatul Ulama),
* Prof. Nurkholish Madjid mantan (Rektor Universitas Paramadina),
* Dr. Din Syamsuddin (Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Organisasi massa (ormas) Islam yang paling banyak memiliki pesantren adalah Nahdlatul Ulama (NU).[rujukan?] Ormas Islam lainnya yang juga memiliki banyak pesantren adalah Al-Washliyah dan Hidayatullah.

Salah seorang kyai yang terkenal adalah mantan Presiden Republik Indonesia, KH. Abdurrahman Wahid putra KH. Wahid Hasyim (Menteri Agama), yang juga keturunan kyai terkenal KH. Hasyim Asy'ari.

Pondok Modern Gontor mempunyai cabang pondok Alumi diberbagai pelosok Indonesia dan salah satu yang terbesar antara lain:

* Pondok Modern Arrisalah di Slahung, yang dipimpin oleh KH Ma'sum Yusuf.
* Pondok Modern Assalam Sukabumi di Sukabumi Jawa Barat yang dipimpin oleh K.Badrusyamsi, M.Pd.

Sember : Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Untuk Pesantren sebagai nama kecamatan, lihat Pesantren, Kediri. Murid Pesantren

Al Mu'min
• Pondok Pesantren Al-Islam
• Pondok Pesantren An-Nuqayah
• PPMI Assalaam
• Yayasan Pesantren Islam Bangil
• Pondok Pesantren Cipasung
• Pondok Pesantren Daar El-Qolam
• Pondok Pesantren Darul Hikmah
• Pondok Pesantren Gontor
• Pesantren Hidayatullah
• Manarul Huda
• Pondok Pesantren Al-Amien
• Pondok Pesantren Darunnajah
• Pondok Pesantren Futuhiyyah
• Pondok Pesantren Langitan
• Pondok Pesantren Maskumambang
• Pondok Pesantren Raudhatul Ulum
• Pesantren Salaf

Jumat, 05 Juni 2015

Visi dan Misi Sekolah Alam dan PesantrenBisnis.com (Entrepreneur Academy) Unggulan SMP IT dan SMK IT Boarding School Istana Mulia

Sekolah Alam dan PesantrenBisnis.com Unggulan 
SMP IT dan SMK IT Boarding School Istana Mulia, 
adalah Sekolah bisnis (Entrepreneur Academy) dan Sekolah Kepemimpinan (School of leadership) Berbasis Al-Quran dan Informasi teknologi serta menjadikan alam sebagai laboratorium utama pendidikan yang berkualitas dan menyenangkan.

Kami Meyakini Bahwa Sekolah dan Pesantren adalah Sarana Mulia Menuju Surga dan Sumber Kegembiraan, bukan sumber stress 

Kami Memahami bahwa semua anak adalah BINTANG, kecemerlangannya akan terbentuk sesuai dengan minat dan bakat masing - masing. 



Visi Sekolah Alam dan PesantrenBisnis.com (Entrepreneur Academy) Unggulan SMP IT dan SMK IT Boarding School Istana Mulia :  
Menjadi Sekolah Kepemimpinan (School of leadership) dan Sekolah Bisnis (Entrepreneur Academy) Terunggul dan Terpercaya Dalam dan Luar Negeri 


Misi Sekolah Alam dan PesantrenBisnis.com (Entrepreneur Academy) Unggulan SMP IT dan SMK IT Boarding School Istana Mulia :

1. Menjadikan Sekolah sebagai Pabrik Inspirasi, Kreasi, Inovasi dan Aksi Mulia, bagi Indonesia dan Dunia
2. Menjadikan alam sebagai laboratorium utama pendidikan yang berkualitas

3. Membangun manusia yang berilmu, berakhlak, berketerampilan, berbisnis, kaya dan dermawan


4. Menciptakan suasana dan lingkungan belajar yang Islami, nyaman, asri, dan alami. 



  • Menerapkan model pembelajaran bersumber nilai-nilai Qur’ani dan 4 Sifat Rasulullah. 
  • Menciptakan sistem belajar mengajar yang menyenangkan penuh Inspirasi, Kreasi, Inovasi dan Aksi Mulia
  • Mengembalikan konsep pendidikan fitrah dengan merawat dan memanfaatkan Alam Semesta

  • Menjadikan Sekolah sebagai sumber kegembiraan, bukan sumber stress

  • Mengoptimalkan pemanfaatan sarana Informasi dan Teknologi (IT) terkini. 

Maksud dan Tujuan Sekolah Alam dan PesantrenBisnis.com (Entrepreneur Academy) Unggulan SMP IT dan SMK IT Boarding School Istana Mulia

Apa Maksud dan Tujuan Sekolah Alam dan PesantrenBisnis.com (Entrepreneur Academy) Unggulan SMP IT dan SMK IT Boarding School Istana Mulia :

Maksud
Maksud didirikannya Istana Mulia adalah :
  1. Sebagai wujud partisipasi aktif dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kesejahteraan umum.
  2. Sebagai bentuk perhatian dan kepedulian terhadap kualitas dan kemajuan penyelenggaraan pendidikan nasional.
  3. Sebagai sumbangsih pemikiran, khususnya untuk para pengambil kebijakan di bidang pendidikan dan kepada seluruh lapisan masyarakat yang peduli terhadap keberhasilan pendidikan karakter.
  4. Sebagai upaya agar Sekolah menjadi pabrik Inspirasi, Kreasi, Inovasi dan Aksi Mulia, bagi Indonesia dan Dunia
Tujuan

Secara umum tujuan pendidikan Istana Mulia adalah :

  1. Terbentuknya Insan Mulia Sejahtera yang Religious (mutadayyin), Jujur, Berani, Bersih dan Empatik.
  2. Terbentuknya Insan Mulia Sejahtera yang Mencintai Allah, Cinta Rasulullah, Cinta Sesamanya serta mencintai alam semesta.
  3. Terbentuknya Insan Mulia Sejahtera yang Memiliki Kemampuan Leadership (Kepemimpinan), Entrepreneurship (Wirausaha/Bisnis), Managerial (Manager) dan Administratif (Administrator).
  4. Terbentuknya para Orator, Narator, Negoisator, Mediator, dan Motivator yang handal
  5. Terbentuknya Insan Mulia Sejahtera yang Inspiratif, Kreatif, Inovatif, heroik, cerdas, bijaksana, visioner, berfikir jernih, optimistis dan berjiwa seni.

Tujuan Khusus
  1. Agar Santri Memiliki landasan keilmuan, keimanan, keterampilan dan budi pekerti yang kokoh dan mulia
  2. Agar Santri Selalu Kerja Ikhlas, miliki kekuatan spiritual ( SQ )
  3. Agar Santri Selalu Kerja Mawas, miliki kekuatan emosional ( EQ )
  4. Agar Santri Selalu Kerja Cerdas, miliki kekuatan intelektual ( IQ )
  5. Agar Santri Selalu Kerja Keras, miliki kekuatan fisik ( PQ )
  6. Agar Santri Selalu Kerja Tuntas, miliki kemampuan manajerial

SPIRITUAL QUANTUM TEACHING - SERI PANDUAN SUKSES MULIA CARA MENGAJAR MENYENANGKAN


SPIRITUAL QUANTUM TEACHING
Oleh : Dedi Suhandi, S.Ag, M.Sy
Direktur Pendidikan PesantrenBisnis.com SMP IT dan SMK IT Istana Mulia
A.     Pendahuluan

Guru adalah subjek paling penting dalam keberlangsungan pendidikan. Tanpa guru, sulit dibayangkan bagaimana pendidikan dapat berjalan. Bahkan meskipun ada teori yang mengatakan bahwa keberadaan orang/manusia sebagai guru akan berpotensi menghambat perkembangan peserta didik, tetapi keberadaan orang sebagai guru tetap tidak mungkin dinafikankan sama sekali dari proses pendidikan.
Realitasnya, pendidikan tidak bisa dilepaskan dari peran guru. Secara umum, guru bisa siapa saja. Justru guru yang pertama kali dijumpai oleh setiap orang adalah orang-tuanya sendiri. Baru kemudian, guru pada pendidikan formal. Di tengah masyarakat, pimpinan masyarakat juga dapat berfungsi sebagai pendidik untuk masyarakatnya. Dalam pengertian yang luas seperti ini, maka siapa saja yang melakukan pekerjaan berupa proses transper pengetahuan dan internalisasi nilai kepada peserta didik, maka dapat disebut sebagai guru.
Peran guru demikian penting dan menentukan. Ia melakukan cetak biru generasi muda. Oleh karena itu, jika guru tidak memenuhi syarat-syarat kualitas dan kuantitas yang ideal, maka akan berakibat terhadap perkembangan intelektual, emosional, sosial dan kinestetis peserta didik.
B.     Deskripsi Teoritis: Guru dan Profil Guru

Guru (Pendidik)

Dalam syairnya, Ahmad Syauqi sebagaimana dikutip oleh Muhammad Munir Mursi mengatakan bahwa pada diri guru ada kemuliaan. Hampir saja guru itu mendekati kerasulan.
Secara institusional, guru memegang peranan yang cukup penting, baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan kurikulum. Guru adalah perencana, pelaksana dan pengembang kurikulum bagi kelasnya. Dengan demikian, guru juga berperan melakukan evaluasi dan penyempurnaan kurikulum.
Dalam Islam, istilah pendidik disebut dengan beberapa istilah seperti muaddib, murabbi dan mu’allim. Walaupun ketiga istilah itu masih terbedakan karena masing-masing memiliki konotasi dan penekanan makna yang agak berbeda, namun dalam sejarah pendidikan Islam ketiganya selalu digunakan secara bergantian. Pertanyaan yang menggelitik kemudian, siapakah pendidik itu?
Dalam sebuah hadis Nabi bersabda:
أدبنى ربى فأحسن تأد يبى
 “Tuhanku telah mendidikku, maka menjadi baiklah pendidikanku”.
Dalam penggalan hadis ini, maka nyatalah bahwa Allah SWT adalah Pendidik Agung bagi para Nabi dan seluruh alam semesta. Dja’far Siddik mengatakan, “Dialah Muaddib Agung, dan Dia pulalah Murabbi Agung yang telah mendidik para Nabi dan Rasul-Nya. Dia juga Mu’allim Agung yang telah membelajarkan Adam as, nenek moyang umat manusia tentang segala sesuatu.”
Berdasarkan penjelasan di atas, maka Allah pulalah sesungguhnya pendidik agung manusia. Hanya saja dalam operasionalnya, Allah Swt tidaklah berinteraksi secara langsung dengan manusia. Dia mengutus para Rasul untuk mendidik manusia ke jalan yang diridai-Nya. Dengan demikian, para Rasul pulalah yang mengambil peranan sebagai pendidik bagi umat manusia.
Dalam unit kehidupan sosial terkecil yakni keluarga, orang tua menjadi pendidik utama bagi anak dan keluarganya. Dalam surat at-Tahrim/66 ayat 6 Allah SWT mewajibkan setiap orang untuk mendidik dan memelihara diri pribadinya dan sekaligus membimbing keluarganya agar tidak tergelincir ke dalam api neraka.
Dalam kehidupan sosial yang lebih luas, yang berperan sebagai pendidik adalah terutama para ‘ulama dan ahl al-zikr. Namun dalam konteks pendidikan yang lebih luas, maka pada diri setiap orang sesungguhnya melekat kewajiban untuk mendidik. Hanya saja ulama dan ahl zikir secara khusus diberi amanah sebagai pendidik. Nabi Saw bersabda:
 العلماء ورثة الانبياء
Ulama adalah pewaris para Nabi.
Berdasarkan penekanan khusus kepada para ulama dan ahl al-zikr tersebut, maka tidak mengherankan jika para pakar pendidikan Islam menetapkan syarat-syarat yang cukup ketat sebagai kriteria yang seyogianya dimiliki oleh pendidik. Criteria dimaksud seperti khasyyah, istiqamah, sabar, berilmu, cerdas dan terampil, penyantun, dan berbagai sifat terpuji lainnya yang menunjukkan kemuliaan dan beratnya beban tugas seorang pendidik.
Selain itu, para ahli didik Muslim merumuskan berbagai pedoman lain yang menyangkut dengan sifat, sikap dan perbuatan yang harus dimiliki dan dilakukan oleh seorang pendidik Muslim. An-Nahlawi misalnya mengemukakan sepuluh pedoman pokok pendidik Muslim, yaitu:
1.         Mempunyai watak dan sifat rabbaniyah yang terwujud dalam tujuan, tingkah laku, dan pola pikirnya.
2.         Bersifat ikhlas, yakni sebagai orang berilmu dan profesi pendidik, ia hanya mencari keridaan Allah dan menegakkan kebenaran.
3.          Bersifat sabar dalam mengajarkan berbagai pengetahuan.
4.          Jujur dalam menyampaikan apa yang diketahuinya.
5.         Senantiasa membekali diri dengan ilmu dan kesediaan diri untuk terus mengkajinya.
6.         Mampu menggunakan metode mengajar secara bervariasi yang sesuai dengan prinsip-prinsip penggunaan metode.
7.         Mampu mengelola kelas dan peserta didik, tegas dalam bertindak dan professional.
8.          Mengetahui kehidupan psikis peserta didik.
9.         Tanggap terhadap berbagai kondisi dan perkembangan dunia yang mempengaruhi jiwa, keyakinan dan pola pikir peserta didik.
10.     Bersikap adil terhadap para pelajar.
 Dalam pelaksanaan tugas keguruan terutama dalam pembelajaran, menurut Mulyasa, guru harus kreatif, professional, dan menyenangkan dengan memposisikan diri sebagai berikut:
1.         Orang tua yang penuh kasih sayang pada peserta didiknya.
2.         Teman, tempat mengadu, dan mengutarakan perasaan bagi para peserta didik.
3.          Fasilitator yang selalu siap memberikan kemudahan, dan melayani peserta didik sesuai minat, kemampuan dan bakatnya.
4.         Memberikan sumbangan pemikiran kepada orang tua untuk dapat mengetahui permasalahan yang dihadapi anak dan memberikan saran pemecahannya.
5.         Memupuk rasa percaya diri, berani dan bertanggung jawab.
6.         Membiaskan peserta didik untuk saling berhubungan (bersilaturrahmi) dengan orang lain secara wajar.
7.         Mengembangkan proses sosialisasi yang wajar antarpeserta didik, orang lain dan lingkungannya.
8.         Mengembangkan kreativitas.
9.         Menjadi pembantu ketika diperlukan.
  Profil Guru
Dalam bahasa Inggris, kata benda profile artinya tampang/raut muka, riwayat. Profil yang dimaksud dalam tulisan ini adalah tampilan atau penampakan kualitatif seorang guru (pendidik) berupa pikir, sikap dan laku/perbuatan guru. Dalam istilah kependidikan, tampilan atau penampakan kualitatif dimaksud setidaknya dapat bermakna karakteristik, kinerja, profesi, kompetensi dan etika guru. Kelima istilah ini sebenarnya saling berkaitan. Inti pokoknya menurut hemat penulis berada pada kompetensi profesional guru.
Oleh karena itu, pembicaraan tentang profil guru pada hakikatnya adalah pembicaraan tentang kompetensi profesional guru. Secara lebih spesifik, kompetensi dimaksud dapat dilihat dari kriteria profesional jabatan guru mencakup fisik, kepribadian, keilmuan dan keterampilan. Dalam pengembangannya kemudian berupa kemampuan dasar (kepribadian), kemampuan mengajar, dan kemampuan keterampilan. Secara lebih rinci sebagai berikut:
1.         Kemampuan Dasar Guru (Kepribadian) berupa: beriman dan bertakwa, berwawasan Pancasila, mandiri penuh tanggung jawab, berwibawa, berdisiplin dan berdedikasi, bersosialisasi dengan masyarakat, dan mencintai peserta didik dan peduli terhadap pendidikannya.
2.         Kemampuan umum guru (kemampuan mengajar): menguasai ilmu pendidikan dan keguruan, menguasai kurikulum, menguasai didaktik metodik umum, menguasai pengelolaan kelas, melaksanakan monitoring dan evaluasi peserta didik, kemampuan pengembangan dan aktualisasi diri
3.         Kemampuan khusus (pengembangan keterampilan mengajar), meliputi: keterampilan bertanya, memberi penguatan, mengadakan variasi, menjelaskan, membuka dan menutup pelajaran, membimbing diskusi kelompok kecil, mengelola kelas, dan mengajar kelompok kecil dan perorangan.
Secara operasional, Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas (1999) sebagaimana dikutip oleh Hamzah B. Uno telah membakukan kompetensi guru sebagai berikut:
1.        Mengembangkan kepribadian.
2.        Menguasai landasan kependidikan.
3.        Menguasai bahan pelajaran.
4.        Menyusun program pengajaran.
5.        Melaksanakan program pengajaran.
6.        Menilai hasil dalam PBM yang telah dilaksanakan.
7.        Menyelenggarakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran.
8.        Menyelenggarakan program bimbingan.
9.        Berinteraksi dengan sejawat dan masyarakat.
10.    Menyelenggarakan administrasi sekolah.
Penjelasan tentang profil guru tidak akan sempurna jika meningglkan pembahasan tentang etika guru. Etika guru merupakan salah satu subyek yang turut memberikan gambaran menyeluruh tentang guru. Terlebih lagi, pendidik atau guru yang berhasil pasti ditopang oleh suatu etika yang baik, dinamis dan progresif. Oleh karena itu, seorang guru professional akan melandasi ruh dan pelaksanaan tugasnya dengan etika yang demikian. Di bawah ini, akan dijelaskan kode etik pendidik di Indonesia sebagaimana kutipan berikut:
1.         Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2.         Setia kepada Pancasila, UUD 1945 dan Negara.
3.         Menjungjung tinggi harkat dan martabat peserta didik.
4.         Berbakti kepada peserta didik dalam membantu mereka mengembangkan diri.
5.         Bersikap ilmiah dan menjunjung tinggi pengetahuan, ilmu, teknologi dan seni sebagai wahana dalam pengembangan peserta didik.
6.         Lebih mengutamakan tugas pokok dan atau tuga negara lainnya dari pada tugas sampingan.
7.         Bertanggung jawab, jujur, berprestasi, dan akuntabel dalam bekerja.
8.         Dalam bekerja berpegang teguh kepada kebudayaan nasional dan ilmu pendidikan.
9.         Menjadi teladan dalam berprilaku.
10.     Berprakarsa.
11.     Memiliki sifat kepemimpinan.
12.     Menciptakan suasana belajar atau studi yang kondusif.
13.     Memelihara keharmonisan pergaulan dan komunikasi serta bekerja sama dengan baik dalam pendidikan.
14.     Mengadakan kerja sama dengan orang tua siswa dan tokoh-tokoh masyarakat.
15.      Taat kepada peraturan perundang-undangan dan kedinasan.
16.     Mengembangkan profesi secara kontinu.
17.     Secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi profesi.

Profil Guru (Pendidik) dalam Perspektif al-Quran

Setelah sebelumnya dibahas panjang lebar tentang hakikat dan profil guru, yang berfungsi untuk mempertajam pisau analisis dalam melihat aspek tersurat dan isyarat ayat al-Quran tentang profil guru, maka pada bagian ini akan dintujukkan ayat-ayat al-Quran yang memiliki makna yang sarih  atau isyarat tentang guru dan profil guru menurut al-Quran. Untuk memudahkan analisis, pertama-tama akan dihimpun ayat-ayat yang berkaitan dengan keguruan, kemudian menjelaskan makna kosa katanya, setelah itu akan diakhiri dengan analisis tematik (maudu’i) profil guru (pendidik) dalam perspektif al-Quran.

Dalam operasionalnya, guru yang dimaksud dalam kajian ini adalah setiap orang yang melakukan pekerjaan mendidik dalam arti luas, yakni segala usaha memanusiakan manusia (humanisasi) yakni dalam bentuk internalisasi nilai dan transper pengetahuan dan keterampilan. Dalam pengertian lain, yakni segala usaha yang bermakna pendewasaan manusia. Di samping itu, Islam menambahkan, juga segala bentuk penjagaan, pencegahan dan pelarangan manusia terhadap kemungkaran (destruksi dunia-akhirat).

Ayat-ayat al-Quran yang memiliki kosa kata yang mengandung makna guru (pendidik).
Ayat-ayat ini akan penulis susun secara kronologis dengan memperhatikan nomor surat, begitu juga aspek makkiyah dan madaniyah. Kronologi ini disusun berdasarkan mushaf Usmani.
Lebih ringkas ayat-ayat dimaksud sebagaimana ditunjukkan pada tabel berikut:

No
Kosa kata
Nama/nomor surat
dan nomor ayat
Kelompok ayat
1
Ahl az-Zikr
An-Nahl/16: 43
Makkiyah
2
Mubasysyir wa nazir
Al-Isra`/17: 105
Makkiyah

Al-Furqan/25: 57
Makkiyah
3
Ulama`
As-Syu’ara`/26: 197
Makkiyah


Fathir/35: 28
Makkiyah
4
Al-Muwa’iz
As-Syu’ara`/26: 136
Makkiyah


Luqman/31: 13
Makkiyah


Al-Baqarah/2: 231
Madaniyah


An-Nisa`/4   :63
Madaniyah
5
Uli al-Nuha
Taha/20: 54, 128
Makkiyah
6
Mu’allim
Al-Baqarah/2: 31,129, 151
Madaniyah

Ar-Rahman/55:2,4
Makkiyah
7
Murabbi
Ali Imran/3: 79
Madaniyah
8
Al-muzakki
Al-Baqarah/2: 129
Madaniyah

Al-Baqarah/2: 151
Madaniyah

Al-Baqarah/2: 174
Madaniyah

Al-Jumu’ah/62: 2
Madaniyah
9
Al-rasikhuna fi al-‘ilmi
Ali Imran/3: 7
Madaniyah

An-Nisa`/4: 162
Madaniyah
10
Ulul albab
Ali Imran/3: 190
Madaniyah
11
Faqih
At-Taubah/9: 122
Madaniyah
12
Da’i
An-Nahl/16: 125
Makkiyah

Yusuf/12: 108
Madaniyah
13
Uli al-Absar
Al-Hasyr/59: 2
Madaniyah
Analisis Ayat

Dengan memperhatikan tabel di atas, maka susunan kosa kata yang bermakna pendidik (guru) dari yang pertama sampai yang terakhir di dalam al-Quran adalah: ahl al-zikr, mubassyir wa nazir, ‘ulama, al-muwaiz, uli al-nuha, mu’allim,  al-muzakki, murabbi, al-rasikhuna fi al-‘ilm,  ulul  albab, faqih, da’i dan uli al-absar .
Kosa kata yang secara eksplisit mengandung makna melakukan tugas mendidik adalah mubasysyir wa nazir, muwaiz, mu’allim, murabbi, muzakki, dan da’i. Sementara kosa kata lainnya yang mengandung makna keunggulan atau kualitas personal atau kompetensi yang dimiliki seorang pendidik adalah ahl al-zikr, ‘ulama, uli al-nuha, al-rasikhuna fi al-‘ilm, ulul albab, faqih, dan ulil al-absar..
Berdasarkan penelitian terhadap ayat-ayat yang memiliki makna yang jelas (sarīh) tentang pekerjaan mendidik adalah mubasysyir wa nazir, al-muwa’iz, mu’allim, murabbi, muzakki, dan da’i. Jika ayat-ayat yang mengandung kosa kata tersebut dilihat dalam konteks pendidikan, maka seorang pendidik adalah orang yang mendidik dan mengajar orang lain untuk memanusiakan manusia (mensucikannya) dengan menginternalisasikan nilai-nilai kepada kepribadian peserta didik terutama nilai-nilai tauhid, akhlak, ibadah dan mengajarkan pengetahuan tentang berbagai hal. Sehingga dengan ilmu pengetahuan seperti itu peserta didik akan terbimbing kepada jalan Tuhan. Bimbingan tersebut dilaksanakan dengan hikmah, mauizah dan jidal al-ahsan. Sementara pengetahuan yang dibimbingkan itu jika dikelompokkan dapat berbentuk pengetahuan tentang ayat-ayat tanzili dan pengetahuan tentang ayat-ayat kauni.
An-Nahlawi, sebagaimana dikutip oleh Ramayulis, berdasarkan al-Baqarah/2 ayat 129 yang berisi kosa kata muzakki, menjelaskan bahwa seorang pendidik mempunyai tugas pokok yaitu: (1) Tugas Pensucian, yakni mengembangkan dan membersihkan jiwa peserta didik agar dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT, menjauhkannya dari keburukan, dan menjaganya agar tetap berada pada fitrahnya. (2) Tugas pengajaran, yakni menyampaikan berbagai pengetahuan dan pengalaman kepada peserta didik untuk diterjemahkan dalam tingkah laku dan kehidupannya.
Perlu juga disebutkan, bahwa berdasarkan pemahaman terhadap ayat-ayat tersebut, subjek yang melakukan pendidikan adalah Allah, malaikat, rasul dan manusia biasa. Tiga serangkai ini bersifat struktur vertikal, yakni Allah sebagai pendidik utama, malaikat adalah penyambung, rasul adalah orang yang diberi tugas khusus oleh Allah mendidik manusia, dan manusia (‘ulama) sebagai pewaris (penerus) risalah (baca: misi pendidikan) untuk mendewasakan manusia dan membangun masyarakat etik  (masyarakat berakhlak mulia).
Dalam salah satu surat kelompok Madaniyah yakni ar-Rahman/55 ayat 1-4 secara eksplisit disebutkan bahwa Ar-Rahman (Allah SWT) sebagai pendidik utama, yang telah mengajarkan al-Quran dan kepandaian berbicara kepada Muhammad SAW. Dalam al-Qur`an disebutkan:
الرحمن() علم القران() خلق الانسان() علمه البيان()
(Allah) Yang Maha Pengasih. Yang telah mengajarkan al-Qur`an. Dia menciptakan manusia. Mengajarnya pandai berbicara.
Kosa kata lainnya yakni ahl al-zikr, ‘ulama, uli al-nuha, al-rasikhuna fi al ‘ilmi, ulul albab dan al-faqih. Ayat-ayat al-Quran yang mengandung kosa kata yang disebut terakhir menginplisitkan berbagai kualitas atau kecerdasan yang dimiliki pendidik. Kualitas-kualitas dimaksud seperti pengetahuan yang dalam tentang agama, pengetahuan tentang ilmu-ilmu sosial-humaniora dan pengetahuan kealaman. Sebutan-sebutan berupa penamaan kualitatif tersebut sekaligus menunjukkan perbedaan khas mereka dengan ilmuan lain pada umumnya. Kekhasan mereka terletak pada kesepaduan ilmu yang dimilikinya, yakni integrasi antara ilmu kewahyuan dan sains dalam bangunan zikir dan pikir mereka. Secara aksiologis, proses pekerjaan ilmiah mereka berada dalam arah yang jelas yakni ma’rifatullah. Itulah sebabnya dalam surat Fathir/35 ayat 28 disebut bahwa manusia yang takut (khasyyah) kepada Allah hanyalah ulama (mereka yang berilmu). Dalam al-Qur`an disebutkan:
“Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”
Hasan al-Turabi, menurut Ahmad Syafi’i Ma’arif, membuat pengertian ulama yang sangat menarik. Ma’arif menejelaskan:
Dalam artikelnya yang dimuat dalam John L. Esposito (ed.) Voice Resurgent Islam (1983) pada halaman 245, ia menulis: “Apa yang saya maksudkan dengan ulama? Secara histories, perkataan ini bermakna mereka yang punya kepakaran dalam hal warisan ilmu agama. Akan tetapi, ilmu (‘ilm) tidak hanya bermakna itu. Ia bermakna siapapun yang mengetahui secara dalam tentang sesuatu yang dikaitkan dengan Tuhan. Karena semua ilmu adalah bercorak ilahiah dan agamis. Seorang ahli kimia, insinyur, ekonom, atau seorang yuris, semuanya adalah ulama. Maka ulama dalam pengertian yang luas ini, apakah mereka ilmuan sosial atau ilmuan kealaman, pemimpin pendapat umum, atau filosof haruslah mencerahkan masyarakat.” Tegasnya, dapat kita katakan bahwa seorang alim adalah seorang yang punya bekal ilmu yang cukup untuk mencerahkan masyarakat, agar masyarakat menjadi kritis dan kreatif untuk merealisasikan pesan-pesan kemanusiaan Islam.
Apa yang dijelaskan oleh Ma’arif dengan mengutip al-Turabi di atas menurut hemat penulis terinspirasi dari ayat al-Quran surat Fatir/35 ayat 28.
Dalam ayat,  terdahulu Allah menjelaskan penomena kealaman (manusia, makhluk bergerak yang bernyawa dan bintang-binatang ternak yang bermacam-macam warnanya), yang juga menjadi objek pengetahuan manusia, baru kemudian Allah memberi penegasan bahwa hanya ulama (orang-orang yang berilmu) yang takut kepada Allah.
Pendapat yang mengatakan bahwa istilah ulama pada Fatir/35: 28 di atas adalah “yang berpengetahuan agama”, bila ditinjau dari segi penggunaan bahasa Arab, menurut Quraish Shihab tidaklah mutlak demikian. Siapapun yang memiliki pengetahuan, dan dalam disiplin apapun pengetahuan itu, maka ia dapat dinamai ‘alim. Dari konteks ayat ini pun, diperoleh kesan bahwa ilmu yang disandang oleh ulama adalah ilmu yang berkaitan dengan penomena alam.
Ulul albab dan uli al-nuha juga memiliki muatan keilmuan yang sama dengan ulama. Isyaratnya cukup jelas dalam al-Quran bahwa ulul albab dan uli al-nuha juga menjadikan alam (khalq as-samawati wa al-ard), makhluk hewani dan sejarah kebinasaan umat terdahulu sebagai objek pengetahuan. Karakter ulul albab adalah senantiasa zikr Allah (dapat dibaca: pengetahuan ilahiyah) dan tafakkar (menggali pengetahuan) kealaman. Zikir dan pikir, adalah dua aktifitas yang menyatu pada diri seorang muslim. Pengetahuan yang diperoleh daru dua aktifitas ini akan mengantarkan ulul albab kepada kesadaran akan kebesaran Allah dan ketauhidan yang tinggi serta ketakutan kepada azab neraka. Dalam surat Ali Imran/3: 190-191 disebutkan:
“Sesungguhnya, dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang, terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan Kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.”
Pada surah al-Mulk/67 (Makkiyah) ayat 1-4 yang secara kronologis lebih duluan diturunkan dari surat Ali Imran (Madaniyah) disebutkan bahwa:
1.  Maha Suci Allah yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, 2.  Yang menjadikan mati dan hidup, supaya dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun, 3.  Yang Telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka Lihatlah berulang-ulang, Adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? 4.  Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah.
Dengan demikian, pengetahuan tentang alam (ayat-ayat kauniyah) yang juga menjadi objek pengetahuan mengantarkan manusia kepada puncak pencarian ilmu yaitu Allah Swt (ma’rifatullah).
Ahl al-zikr dan al-rasikhuna fi al-‘ilm dalam al-Quran sesungguhnya juga memiliki kandungan makna yang sama dengan ‘ulama dan ulul alba dan uli al-nuha.  Namun secara khusus, ahl al-zikr disebutkan dalam konteks pengetahuan kewahyuan, yakni tidak saja pengetahuan material wahyu, tetapi juga pengetahuan kesejarahan tentang pewahyuan (informasi tentang Nabi dan Rasul) Jadi yang disebut terakhir memiliki karakteristik ilmu yang khusus yang membedakannya dengan  ‘ulama, ulul alba dan uli al-nuha, yaitu kedalaman pengetahuan  atau ilmu keilahian (baca: spiritualitas). Dalam surat an-Nahl/16 ayat 43 disebutkan:
Dan Kami tidak mengutus sebelum engkau (Muhammad), melainkan orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.
Untuk memperkuat argumen ini, frase zikr Allah (mengingat Allah) muncul  dalam banyak tempat di al-Quran, misalnya pada al-Ahzab/33: 21, al-A’la/87: 15, Ali Imran/3: 135, asy-Syu’ara`/26: 227, dan sebagainya.
Oleh karena itu, dalam kaitan ini, Allah menjadi objek pengetahuan kognitif (karena Ia disebut-sebut/ zukira Allah kasira) dan sekaligus pengetahuan spiritual (yakni penyebutan Allah dengan menghadirkan qalb).
Sedangkan al-rasikhuna fi al-‘ilm secara khusus disebutkan sebagai orang-orang yang yang sangat mendalam ilmunya. Ke dalaman ilmu yang disebut terakhir adalah kapasitas mereka yang bahkan mampu menangkap isyarat-isyarat mutasyabihat dalam al-Quran. Dalam surat Ali Imran/3 ayat 7, al-rasikhuna fi al-‘ilm disepadankan dengan ulul albab.  Ayat tersebut sebagai berikut:
Dialah yang menurunkan Kitab (Al-Qur`an) kepadamu (Muhammad). Di antaranya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok Kitab (Al-Qur`an) dan yang lain mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Dan orang-orang yang ilmunya mendalam berkata, “Kami beriman kepadanya (Al-Qur`an), semuanya dari sisi Tuhan kami.” Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang berakal.
Perlu ditegaskan kembali bahwa ulul albab disebut oleh Allah sebagai orang yang memiliki kesadaran ilahiyah yang tinggi sebagai perwujudan dari zikir yang tidak pernah lekang dan fikir yang terus-menerus. Al-rasikhuna fi al-‘ilm adalah mereka yang memiliki karakteristik khusus sebagai puncak usaha yang sepadu antara zikir dan fikir.
Berdasarkan penelusuran terhadap ayat-ayat al-Quran yang mengandung kosa kata sebagai pendidik dapat disimpulkan bahwa kosa kata ahl al-zikr, ‘ulama, al-muwaiz al-waizin, uli al-nuha, mu’allim,  al-muzakki, murabbi, al-rasikhuna fi al-‘ilm, ulul  albab dan ulu al-absar sesungguhnya memiliki makna yang saling kait atau berjalin kelindan. Sebagaimana ditunjukkan di atas, terdapat beberapa kosa kata yang memiliki makna hampir sama, tetapi ada pula kosa kata dengan penekanan makna yang khusus. Dengan demikian, kosa kata yang beragam tersebut tidak mungkin diperlakukan sendiri-sendiri atau parsial. Perlakuan yang seperti ini akan menyebabkan makna yang dikandung oleh berbagai kosa kata tersebut tidak akan terpahami secara utuh.
Secara garis besar, ayat-ayat yang berisi beragam kosa kata tersebut menegaskan bahwa seorang pendidik memerlukan berbagai kualitas dan dengan kualitas itu ia bekerja melakukan misi mendidik. Misi ini berasal dari Allah sebagai pendidik utama, yang oleh Allah menugaskan kepada para Rasul untuk merealisasikannya, dan para pendidik muslim lainnya berperan sebagai pewaris Nabi untuk melanjutkan tugas pendidikan manusia sehingga tercipta individu dan masyarakat yang berakhlak mulia.

Konseptualisasi Profil Guru Perspektif al-Quran

Dalam analisis terhadap ayat-ayat di atas, meskipun masih berserakan sesungguhnya telah tergambarkan juga profil pendidik (guru) menurut al-Quran. Namun untuk memudahkan pemahaman bagi pembaca, maka pada bagian ini penulis mencoba lebih sistematis menjelaskan profil guru perspektif al-Quran.
Di bagian awal tulisan ini dijelaskan bahwa secara sederhana profil guru dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu aspek pola sikap, pola pikir dan pola laku pendidik. Dalam istilah lain adalah aspek akhlak/moral, aspek intelektual dan aspek skill/keterampilan pendidik. Dalam bahasa pendidikan modern adalah aspek kompetensi pribadi (personal), kompetensi sosial, dan kompetensi profesional (paedagogik ).
Menurut al-Quran, secara personal seorang pendidik adalah orang yang memiliki kecerdasan spiritual, karena ia senantiasa zikir (mengingat) Allah dalam keadaan apapun. Sebagai ahl al-zikr, ia memiliki pengetahuan sejarah para Nabi (sirah) dan sejarah social umat terdahulu. Selain itu, seorang pendidik adalah juga seorang ulama. yakni orang yang kapabilitas keilmuannya bersepadu antara ilmu-ilmu ukhrawi dan duniawai. Ilmunya utuh. Ia tidak mengenal dualisme keilmuan. Pengetahuannya tentang kealaman, baik mikro atau makro kosmos disinari oleh pengetahuan keilahiannya. Sebagai uli al-nuha ia memiliki spektrum pengetahuan yang luas. Tidak hanya kealaman tetapi juga sejarah dan sosial. Penamaan lainnya seperti al-muzakki, al-rasikhuna fi al-‘ilm, ulul albab, dan ulil al-absar juga menegaskan kompetensi personal, juga kapasitas dan kapabilitas serta misi propetis (nubuwwah) seorang pendidik.
 Secara khusus penulis perlu menyebutkan bahwa, berdasarkan inspirasi dari penjelasan Hamka bahwa sebagai muzakki, seorang pendidik adalah orang yang bersih dari kebodohan dan kerusakan akhlak, kotoran kepercayaan dan kemusyrikan. Dengan kualitas seperti ini menurut Hamka, seorang muzakki diberi gelar sebagai umat yang menempuh jalan tengah (moderat, pen.) di tengah umat-umat lain yang  misinya mengajarkan kepada manusia Kitab dan Hikmah, dan juga hal-hal (perkara-perkara) yang selama ini tidak diketahui.
Seorang pendidik yang juga dalam al-Quran diberi gelar rasikh fi al-‘ilm, senantiasa memperdalam pengetahuannya dan berkonsistensi mengamalkannya. Hamka menjelaskan bahwa seorang yang rasikh dalam ilmu semakin hari akan semakin mengetahui hakikat ilmu, karena ia juga senantiasa membersihkan dirinya dengan beribadah. Secara khusus, Hamka menjelaskan bahwa al-rasikhuna fi al-‘ilm adalah:
… orang yang telah rasikh ilmunya, artinya telah dalam, telah berurat, telah dianugerahi Tuhan segala kunci-kunci ilmu. Maka menurut kebiasaannya, apabila orang yang telah amat mendalam ilmunya, mengakuilah dia akan kekurangannya. Sebagaimana Imam Syafi’i yang termasuk barisan orang rasikh, pernah berkata: Kullamā zādanī ‘ilman zādanī fahman bijahlī. “Tiap-tiap Tuhan menambah ilmuku, bertambahlah aku faham akan kejahilanku.”
Al-Quran yang juga sumber ilmu, menurut Hamka merupakan jamuan yang secara metodologis dalam memahaminya memerlukan kekuatan dan ketekunan intelektual yang dalam dan pemikiran yang bersungguh-sungguh. Dengan cara demikian, seorang ulama’ akan dapat menjadi warasat al-anbiyā`.
Sebagai al-muwaiz al-waizin,  mu’allim, murabbi, seorang pendidik memiliki kompetensi paedagogik untuk membimbing, mengarahkan bahkan menurut al-Quran menjaga peserta didik agar menjadi manusia-manusia yang  muslimin, mu’minin, muhsinin, muttaqin, sabirin, mutawakkilin, muqsitin, mukhlisin, at-tawwabin, mutatahhirin, muflihin, dan lain-lain. Menurut ahli didik Muslim, profil ideal kepribadian Muslim yang menjadi tujuan akhir pendidikan Islam adalah insan kamil.
Berdasarkan penelusuran terhadap makna ayat yang mengandung kosa kata  al-muwaiz al-waizin,  mu’allim, dan murabbi, maka dapat dirumuskan bahwa guru harus memiliki kompetensi paedagogik yang:
1.         Mendidik dan mengembangkan kecerdasan iman dan takwa (spiritual) peserta didik.
2.         Mendidik dan mengembangkan kecerdasan akal-budi (intelektual) peserta didik.
3.         Mendidik dan mengembangkan sikap ihsan (kecerdasan sosial) peserta didik.
4.         Mendidik dan mengembangkan ketangkasan beramal (kecerdasan emosional) peserta didik.
5.         Mendidik dan mengembangkan prilaku hidup sehat dan bersih (kecerdasan kinestetis) peserta didik.
6.         Menjaga peserta didik dari berbagai hal yang destruktif yang mengundang murka Allah SWT.

D.    Penutup

Secara umum, profil seorang pendidik muslim dapat dilihat dari dua dimensi utama manusia, yakni dimensi ruhaniah dan dimensi jasadiah. Dimensi ruhaniah berupa aspek-aspek akal-budi manusia, yakni intelek, kemauan dan perasaan. Sedangkan dimensi jasadiah berupa aspek perbuatan dan tingkah laku.

Berdasarkan kerangka dasar seperti itu, maka dapat disimpulkan bahwa profil pendidik muslim adalah:
1.         Benar-benar manusia tauhid, yakni beriman dan berakidah murni (mukhlisina lahu ad-din).
2.         Beribadah dengan taat kepada Allah.
3.         Gemar membaca atau mencari ilmu pengetahuan (ilmu duniawi dan ukhrawi).
4.         Memiliki bangunan keilmuan yang utuh antara ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dengan ilmu keagamaan.
5.         Gemar melakukan karya-karya konstruktif (amal saleh) sebagai manifestasi tugas kekhalifahan, terutama pada tugas-tugas profesinya sebagai pendidik.
6.         Tidak berpuas diri dalam ilmu (rasikh fi al-‘ilm) dan berorientasi keunggulan (fastabiq al-khairat).
7.         Senantiasa mencari keridaan Allah dalam tugas-tugas profesi dan di  luar tugas profesi, yang dibuktikan dengan tanggung jawab dan dedikasi yang tinggi sebagai pendidik.
8.         Memandang profesi pendidik sebagai bagian dari tugas kerisalahan dalam mengajak manusia (da’wah) kepada jalan Allah (Islam).
9.         Senantiasa meneladani Rasulullah dan berupaya menjadikan dirinya sebagai teladan bagi anak didiknya.
10.     Memiliki pikiran yang luas dan lapang dada menerima kritik.
11.     Memiliki kesadaran sebagai warasat al-anbiyā`.
12.      Berpola hidup bersih dan sehat.
Wallahu a’lam.